Sang Maestro

BANDUNG CYBER CITY
Sampurasun

Boneka kayu itu bergerak sangat lentur, seolah-olah bernyawa, seolah-olah hidup. Masih terbayang dalam ingatan kita gerakan Gatot Kaca memperagakan jurus saat bertarung, gerakan Dewi Shinta saat menari, saat Semar memberikan wejangan, dan terkadang kita dibuat tersenyum jika mengingat kekonyolan Cepot, Dawala dan Gareng. Dan semua itu tidak akan pernah kita temui lagi, tidak akan pernah kita lihat lagi. Karena sang dalang sudah meninggalkan kita semua.

Berita duka meninggalnya maestro wayang golek Asep Sunandar Sunarya begitu mengejutkan semua kalangan, dari mulai pejabat,  seniman dan masyarakat  Jawa Barat merasakan kehilangan. Berkat jasa beliaulah wayang golek bisa terkenal sampai ke mancanegara, berkat kegigihannya memperkenalkan wayang golek pulalah beliau di beri gelar profesor. Rasanya belum ada saat ini Dalang wayang golek yang mampu menyamai kepiawaian Asep Sunandar Sunarya, meskipun diharapkan ada generasi yang dapat menyamainya. Dalang yang mempunyai komitmen kuat untuk memperkenalkan wayang golek.

Saya memang bukan ahli budaya yang mengerti banyak tentang wayang golek. Tapi saya masih ingat saat pertama kali menonton pertunjukkan wayang golek dengan dalang Asep Sunandar Sunarya. Saat masih kecil di gedung kesenian Rumentang Siang, saya begitu terpana, bahkan terbahak-bahak melihat si Cepot beraksi. Sampai-sampai saat pulang saya minta dibelikan wayang golek pada orang tua saya. Begitu hebatnya Asep Sunandar Sunarya menghipnotis penonton dengan wayang goleknya, hingga sampai saat inipun saya menyukai wayang golek karena imbas dari kesan pertama itu, dan saya yakin penonton yang lainpun merasakan hal yang sama, setidaknya yang seusia saya.

Meskipun sekarang saya tidak pernah lagi menonton wayang golek, tapi setidaknya saya tahu perkembangan sang dalang yang selalu berinovasi itu. Setidaknya saat beliau manggung ke luar negeri dan saat beliau di beri gelar Profesor. Oleh karena itu meninggalnya sang Dalang setidaknya memberikan kesedihan bagi kita warga Jawa Barat. Kita sudah kehilangan Kang Ibing, dan sekarang Asep Sunandar Sunarya.

Regenerasi harus terus berjalan, harus ada yang meneruskan perjuangan beliau. Mungkin itu pekerjaan rumah bagi para budayawan atau para seniman di Jawa Barat, dan tentunya juga peran serta masyarakat. Kesedihan tidak boleh berlanjut, kesedihan harus dilampiaskan dengan meneruskan perjuangan beliau memperkenalkan wayang golek ke seluruh dunia. Meskipun itu mungkin tugas para dalang-dalang muda. Masyarakat hanya perlu menghargai dan melestarikan budaya, khususnya generasi muda.

Selamat jalan Sang Maestro, semoga amal ibadah beliau diterima oleh Allah S.W.T

0 comments:

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

Berita Lainnya :

 
Copyright 2013 - Nandira Semesta Bandung
Designed by Republik Design